Makalah Tentang Protein

Makalah Tentang Protein atau biokimia
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh alasannya sel itu merupakan pembentuk badan kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam badan dapat berlangsung dengan baik, alasannya adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya
1). Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.
2). Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
3). Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.
4). Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu peran kelompok mata kuliah Biokimia.
2. Untuk mengetahui pengetahuan ihwal protein.
3. Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian protein?
2. Pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Protein
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh alasannya sel itu merupakan pembentuk badan kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam badan dapat berlangsung dengan baik, alasannya adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy apabila badan kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu materi makanan. 

Nama Bahan Makanan
Kadar Protein (%)
Daging Ayam
18,2
Daging Sapi
18,8
Telur Ayam
12,8
Susu Sapi Segar
3,2
Keju
22,8
Bandeng
20,0
Udang Segar
21,0
Kerang
8,0
Beras Tumbuk Merah
7,9
Beras Giling
6,8
Kacang Ijo
22,2
Kedelai Basah
30,2
Tepung Terigu
8,9
Jagung Kuning (Butir)
7,9
Pisang Ambon
1,2
Durian
2,5

Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000 hingga jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku ialah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi.

B.     Karakteristik Protein

1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.
2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out.
3. Sebaliknya apabila dipanaskan menyerupai dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.
4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.
5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.

Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang aghak tinggi, tetapi kekutan gel daging ikan pada produk simpulan lebih redah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

C.     Klasifikasi Protein
Hingga ketika ini belum ada pembagian terstruktur mengenai protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:
1. Kelarutan
2. Bentuk keseluruhan
3. Peranan biologis
Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.

Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi:
(i) protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
(ii) protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
(iii) protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting, dan
(iv) protein pertahanan, melindungi badan dari invasi benda-benda asing. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:
(i) protein globular, memi-liki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier de-ngan bentuk yang tidak teratur. Protein serabut, meman-jang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas pembagian terstruktur mengenai berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

a. Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi:

1) Protein globular
Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
2) Protein fibrosa
Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen. Rasio
aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

b. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein
Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat berpengaruh yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.

1) Ikatan peptida
Ikatan peptida ialah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.

Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam
amino disebut dipeptida; jikalau dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan jikalau dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

2) Ikatan disulfida
Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling bekerjasama 2 bab rantai polipetida melalui residu sistein.

3) Ikatan hidrogen
Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan
hidrogen.


4) Interaksi hidrofobik
Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.


5) Interaksi elektrostatik
Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.

Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya
1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.
2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.
4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya
1. Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup.
2. Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur biologi kekuatan.
3. Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang menawarkan kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah bentuk atau gerak.
4. Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan melaksanakan pengangkutan aneka macam macam zat melalui fatwa darah.
5. Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur acara seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon.
6. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menjadikan keracunan makanan.
7. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein absurd dari spesies lain.
8. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk aneka macam proses metabolism dalam tubuh.

D.    Penggolongan protein
Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bab menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang menyerupai serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk bulat.

Protein Fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein.

Yang termasuk golongan ini ialah antara lain
1. Konfigurasi alfa helix pada kratin
2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan
3. Helix tripel pada kolagen

Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim. Kolagen ialah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin ialah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix.

Protein Globular
Umunya berbentuk lingkaran atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.
Mukoprotein ialah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain.
Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bab putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein ialah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.
Lipoprotein ialah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.

E.     Sifat-sifat Protein

1. Ionisasi
Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.

2. Denaturasi
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi badan apabila protein tersebut di dalam badan dapat melaksanakan acara biokimiawinya yang menunjang kebutuhan hidup. Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, Ph atau alasannya terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka acara biokimiawinya akan berkurang.

Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Proses denaturasi ini adakala dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut.

Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 atau lebih.

3. Viskositas
Viskositas ialah tahanan yang timbul aleh adanya goresan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.

Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer Oswald.

Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan fatwa suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan fatwa yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan fatwa air.

Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 hingga 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.

4. Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk aneka macam jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.

Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu.

Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

5. System koloid
Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh alasannya yang mudah menembus membrane ialah zat yang dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar.

Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid ialah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya.

Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit.

Bobot Molekul Beberapa Protein
Protein
Bobot Molekul
Sitikrom c
11.600
Ribonuklease
13.500
Tripsin
24.000
Laktoglobulin
35.000
Hemoglobin
64.500
Heksokinase
96.000
Laktat dehidrogenase
150.000
Urease
483.000
Myosin
620.000
Imonoglobulin
960.000
Lipoprotein
3-20 juta

Reaksi-reksi khas protein:

1. Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat bermetamorfosis kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia jikalau kena asam nitrat berarna kuning, itu juga alasannya terjadi reaksi xantoprotein ini.

2. Reaksi Hopkins-cole
Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid denganbantuan asam berpengaruh dan membentuk senyawa yang berawarna .Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat.

3. Reaksi Millon
Reaksi millon ialah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapa putih yang dapat bermetamorfosis merah oleh pemanasan.

4. Reaksi Nitroprusida
Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan  menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Kaprikornus protei yang mengandung sistein dapat menawarkan hasil positif. Gugus –s-s- pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga menawarkan hasil positif.

5. Reaksi Sakaguchi
Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Kaprikornus arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.

6. Pemurnian protein
Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan materi alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari materi alam tersebut.

KESIMPULAN

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh alasannya sel itu merupakan pembentuk badan kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam badan dapat berlangsung dengan baik, alasannya adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

DAFTAR FUSTAKA

http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id
http://lisadyprotein.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein
http://www.postmodern.com/ ,jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.
Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi), Jakarta: Universitas Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 sifat wajib dan mustahil bagi allah

Struktur Pasar

Watak-watake Punakawan Bahasa Jawa