Peniggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia terbukti dengan adanya peninggalan sejarah masa kerajaan pada era ke 13. Bukan merupakan kebetulan apabila di banyak sekali penjuru tanah air kini kita saksikan beragam bentuk dan corak peninggalan sejarah Islam. Ada dongeng sejarah teramat panjang di balik keunikan peninggalan sejarah tersebut.

Tiap-tiap peninggalan sejarah Islam tersebut melukiskan bagaimana kehidupan bangsa kita semenjak berabad silam hingga masa kontemporer. Di dalam bentuk peninggalan sejarah Islam di Indonesia, terdapat sumber ilmu pengetahuan yang sangat kaya.

Bagi generasi penerus bangsa dan negara, Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia mampu di jadikan cermin bagaimana tahap kehidupan bangsa pada masa itu. Nah, apa saja peninggalan sejarah Islam di Indonesia? berikut kami sajikan 8 corak peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

A. Peninggalan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara yaang memeluk agama Islam. Islam masuk ke daerah Sumatra melalui kegiatan perdagangan. Ujung Barat Sumatra merupakan tempat persinggahan yang strategis bagi saudagar Islam yang mempunyai rute Cina-India-Persia-Arab.

Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai

Oleh karena itu, di daerah ini banyak ditemukan mata uang mirip dirham. Mata uang terbuat dari emas dan telah ada semenjak raja pertama Kerajaan Samudra Pasai.

Sebagian pedagang itu singgah dan menetap di pesisir Samudra dan membangun permukiman. Disinilah mereka menjalankan kegiatan perdagangan dan kebudayaan. Bahkan, pengaruh Islam berkembang dalam bentuk pemerintahan kerajaan. Pada masa Kerajaan Samudra Pasai, kebudayaan berkembang secara pesat, ditandai adanya karya sastra, kaligrafi, sufistik, dan lain-lain.

Salah satu bukti kehadiran Islam di daerah ini terlihat dari nisan peninggalaan Sultan Malik as-Saleh. Batu nisa yang ditemukan di gampong Samudra. Lhoksumawe ini berhiaskan kaligrafi dari kutipan ayat-ayat Al-Qur'an. Diyakini bahwa watu nisan ini merupakan pengaruh kebudayaan Cambay, Gujarat. Sultan Malik as-Saleh meninggal pada tahun 1326 M. Kebesaran raja ini diungkap pula oleh seorang pengelana dari Maroko yang berjulukan Ibnu Batutah. Melalui catatan perjalanannya, kita banyak mendapatkan info perihal kerajaan Islam di Indonesia.

B. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang memerintah pada tahun 1478-1518 M. Pada era XV M, Demak merupakan sentra pengembang dan penyebar agama Islam di Jawa. Toko Utama penyebaran agama Islam adalah Wali Sanga. Mereka di kenal sangat andal dalam menggunakan saluran-saluran kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat untuk mengenalkan anutan agama Islam. Oleh karena itu, banyak peninggalan sejarah pada masa ini yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan sebelum Islam.

1. Makam Demak

Makam Demak terletak di kompleks Masjid demak. Banyak tokoh pendidikan atau perintis Islam di Jawa yag di makamkan di sini. Misalnya makam Raden Patah, Pati Unus, Nyi Ageng Serang, Arya Penangsang, Pangeran Benowo, dan lain-lain.

2. Masjid Agung Demak

Masjid inilah yang menjadi sentra kegiatan para wali dalam menjalankan dakwah Islam. Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia dan mengundung beberapa bentuk kebudayaan Jawa. Misalnya, atap tumpang tersusun tiga, empat buah pilar utama yang merupakan saka guru, serambi dari majapahit, mihbab, pintu berukir, serta beduk dan kentungan peninggalan wali. Salah satu saka guru masjid ini terbuat dari tatal (serpihan kayu) merupakan krya Sunan Kalijaga. Oleh karena sudah lapuk, saka guru Masjid Demak kini disimpan di museum yang terletak di samping masjid.

C. Kerajaan Banten

Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati, tetapi puncak kejayaan ketika di bawah Sulat Ageng Tirtayasa. Banten merupakan pelabuhan pertama yang di datangai bangsa Belanda. Peninggalan sejarah yang utama dari kerajaan Banten antara lain sebagaai berikut :

1. Menara Masjid Banten

Masjid Agung Banten sudah berdiri ketika Belanda pertama kali belabuh di Banten tahun 1596. Terdapat banyak bangunan di dalam kompleks masjid ini mirip makam para sultan, menara masjid, tiyamah (bangunan dua tingkat dengan arsitektur Eropa yang dulu di gunakan sebagai tempat kumpul untuk membahas dilema keagamaan dan sosial).

Selain itu, ada pula kolam wudhu, dan pawestren (banguan untuk jemaah perempuan), dan istiwa atau jam matahari penunjuk waktu salat. Masjid Banten konon di berdiri oleh seorang arsitek Belanda yang telah masuk Islam, yaitu Hendrik Lucaszoon Cardeel.

2. Keraton Surosowan

Keraton Surosowan di berdiri oleh Sultan Maulana Hasanudin secara bertahap antara tahun 1552-1570 M dengan arsitek Hendrik Lucaszoon Cardeel. Dindingnya tinggi, lebih dari dua meter dengan lebar sekitar tujuh meter, dan berwarna coklat. Keraton Surosowan lebih mirip sebuah benteng Belanda yang kukuh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di tempat sudut bangunannya.

Total luas bangunan berdenah persegi panjang ini sekitar tiga hektar. Keraton ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Keraton Surosowan ialah bangunan yang didirikan dengan beragam fungsi. Salah satunya ialah benteng. Tujuan didirikan benteng ialah melindungi penghuni dari serangan orang dari luar.

D. Kerajaan Mataram

Keraton Mataram didirikan oleh Panembahan Senopati, berkuasa pada tahun 1586-1601 M. Pusat kerajaan terletak di Kota Gede. Raja terbesar kerajaan ialah Sultan Agung (1613-1645 M). Sebagai kerajaan yang terletak di pedalaman, Kerajaan Mataram banyak meninggalkan bangunan bersejarah, kitab, makam, dan lain-lain.

1. Kompleks Makam

Kebanyakan makam yang berasal dari Kerajaan Mataram bercirikan candi bentar dan kental nuansa Jawanya. Makam biasanya dikelilingi tembok tinggi dengan ornamen yang mengagumkan serta terletak di perbukitan. Hal ini terlihat pada makam Kota Gede di Yogyakarta, makam Imogiri di Bantul, dan makam Pandanaran di Bayat. Dari ketiga gambar di bawah ini kita mampu mengetahui bagaimana seni bangunan yang berkembang pada ketika itu.

2. Masjid

Masjid Kota Gede

Masjid-masjid yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram merupakan kelanjutan atau perkembangan dari model Masjid Agung Demak. Biasanya beratap tumpang, dilengkapi kolam, berserambi, mempunyai saka guru, dan menggunakan ornamen gesekan Arab atau gesekan Jawa. Hal itu mampu dilihat dari masjid peninggalan Sultan Agung di kompleks makam Imogiri.

3. Karya Sastra

Babad Tanah Jawi

Sultan Agung ialah pengembang kebudayaan Jawa terbesar. Dari beliaulah muncul karya sastra mirip Sastra Gending, Babad Tanah Jawi, dan Kalender Jawa.

4. Empat Keraton Pecahan Kerajaan Mataram

Akibat politik memecah-belah VOC, Kerajaan mataram di pecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Hal ini di dasarkan pada perjanjian Gianti tahun 1755 M. Bahkan, Kerajaan Mataram masih dipecah lagi dengan perjanjian Salatiga tahu 1757 M sehingga bertambah dua, yaitu Kadipaten Mangkunegara dan Kadipaten Pakualaman. Tiap-tiap kerajaan ini mempunyai peninggalan sejarah yaang sangat banyak.  Misalnya, Masjid Kauman, Taman Sari, dan Pabrik gula.

E. Kerajaan Makasar

Kerajaan Makasar terbentuk tahun 1528 M setelah terjadi persekutuan antara Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan Makasar Merupakan kerajaan Islam terbesar di Indonesia episode Timur. Islam masuk daerah ini dibawa oleh Datuk ri Bandang. Puncak kejayaan kerajaan terjadi ketika dipimpin Sultan Hasanudin.

1. Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu atau di kenal dengan Benteng Ujung pandang dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa X., Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, yang terkenal dengan nama Tuni-Pallangga Ulaweng. Bentuk dasar benteng ini ialah segi empat dengan gaya arsitektur Portugis yang terbuat dari tanah liat dengan model Eropa era XVI dan XVII.

Dengan embel-embel tonjolan keluar melekat pada bentuk dasar, benteng ibarat bentuk penyu. Sebagian sumber berpendapat bahwa bentuk penyu itu menggambarkan bentuk Kerajaan Gowa sebagai kerajaan pelaut dan pelindung ibu kota.

2. Lontaraq

Kerajaan Makasar mempunyai kebudayaan yang sangat maju. Mereka telah menggunakan tradisi tulis yang dikenal dengan Lontaraq. Mungkin ini berasal dari lontar yaitu tradisi tulis pada daun palem tal. Beragam pristiwa penting ditulis dalam Lontaraq dan penyimpanannya dengan cara di gulung. Lontaraq mampu berisi cacatan harian, sejarah, silsilah, peraturan, kisah dan puisi.

F. Kerajaan Ternate Tidore

Dua kerajaan Islam terbesar di kepulauan Maluku ialah Kerajaan Ternate dan Tidore. Daerah ini kita kenal sebagai penghasil utama rempah-rempah yang sangat diharapkan dunia. Oleh karena itu, bangsa-bangsa asing berdatangan ke daerah ini. Kehadiran bangsa asing menjadikan kedua kerajaan mengalami persaingan. Tidak gila apabila di daerah ini selain banyak peninggalan Islam juga banyak peninggalan sejarah Barat.

1. Masjid

Masjid Kaitetu sekilas mirip masjid-masjid di Jawa. Atapnya bersusun tiga atau tumpang, sementara dibagian depan juga terdapat serambi. Mungkin yang berperan membuatkan Islam di daerah ini berasal dari Jawa. Di dalam masjid itu konon tersimpan beragam peninggalan sejarah mirip Al-Qur'an, mimbar, dan lain-lain.

2. Istana

Gambar di atas ialah sisa-sisa peninggalan Kerajaan Ternate. Sebuah bangunan istanan atau kedaton yang biasa didiami para sultan dan keluarganya. Meskipun itu merupakan bangunan lama, tetapi terlihat betapa megahnya bangunan istana itu.

G. Peninggalan Sejarah Kesultanan Aceh

Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Kesultanan Aceh pernah menjadi kerajaan besar di daerah Asia Tenggara. Raja termasyur dari Kerajaan Aceh ialah Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda, kesultanan ini menjadi sentra pengambangan agama dan kebudayaan Islam. Oleh karena itu, banyak peningglan sejarah yang masih mampu kita saksikan. Peninggalan sejarah itu antara lain masjid, taman, karya sastra dan sufistik, serta makam.

1. Masjid Baiturrahman

Masjid yang megah ini mengalami beberapa taahap pembangunan dan perbaikan. Masjid Baiturrahman di berdiri oleh Sultan Alaiddin Mahmud Syah I pada tahun 1291.Sultan Iskandar Muda menyempurnakan pada tahun 1614.

Pada tahun 1675-1678 (zaman pemerintahan Sultanah Sri Ratu Nurul Alam Naqiatuddin), masjid itu terbakar setelah pergolakan antarkaum Wujudiyyah yang menilai kerajaan tidak sah dipimpin perempuan.

Masjid Baiturrahman yang kita kenal ketika ini di bangaun pada masa penjajahan Belanda di bawah Gubernur Militer Mayor Jenderal K. van Der Hejden (1879-1881). Seorang arsitek terkenal De Bruins turut merancang masjid dengan satu kubah. Bangunan asli bercirikan satu kubah, sementara itu bangunan gres berkubah berbentuk bawang (mirip arsitektur Mogul, India).

2. Makam Sultan

Makam Sultan Iskandar Muda

Sebagai sebuah kesultanan besar yang berdiri pada era awal masuknya Islam ke Nusantara, di Aceh banyak ditemukan makam-makam bersejarah yang merupakan makam para sultan dan keluarganya. Gambar di atas ialah makam Syiah Kuala dan Kompleks makam Sultan Iskandar Muda di bersahabat Museum Negeri Aceh.

3. Lonceng Cakradonya

Lonceng besar yang diberi nama Cakradonya ini terletak di Museum Negeri Aceh. Lonceng ini merupakan hadiah dari kerajaan Cina tempo dulu yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho pada tahun 1414.

4. Taman Putroe Phang

Taman Putroe Phang atau sering juga disebut dengan Gunongan ialah tempat bermain Putri Pahang, istri dari Sultan Iskandar Muda. Melihat bentuk bangunan tersebut, kita mampu membayangkan betapa megah Kesultanan Aceh ketika itu.

H. Peninggalan Sejarah Islam Lain

Selain peninggalan sejarah Islam mirip yang terdapat di depan, di banyak sekali daerah di Indonesia masih terdapat peninggalan sejarah yang lain. Berikut beberapa peninggalan sejarah Islam masih yang masih mampu kita lihat. Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia antara lain berupa masjid, makam, taman, benteng, kentungan/beduk, menara masjid, nisan, kereta, senjata, karya sastra, keraton, tempat wudhu, dan sumur.

1. Nisan

Ketiga nisan tersebut ialah nisan Ratu Nahriyah di Aceh, nisan Fatimah binti Maimun di Leran Jawa Timur, dan nisan Maulana malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur.

2. Masjid

Ketiga masjid peninggalan sejarah Islam di atas ialah Masjid Kaitetu di Ambon, Masjid Sultan Panyengat Raiau, dan Masjid Raya Deli di Sumatera Utara.

3. Karya Sastra

Kedua peninggalan sejarah Islam tersebut ialah kumpulan surat-surat emas dari raja-raja di Nusantara kepada para penguasa koloni dan Hikayah Raja-Raja Pasai.

4. Benteng Keraton

Setiap keraton atau kesultanan memiliki benteng sebagai pagar pengaman. Gambar di atas ialah Benteng Sombaopu di Sulawesi, Benteng Indraprapta di Aceh, pojok Benteng Yogyakarta, dan sisa Benteng Kartasura.

5. Kota Kuno

Diberapa bekas sentra pengambangan Islam, masih mampu ditemukan peninggalan sejarah berupa kota-kota lama. Gambar di atas sisa-sisa wajah kota kudus di sekitar Menara Kudus, perumahan di Kauman Surakarta, dan jalan-jalan sempit di Kauman, Yogyakarta.

6. Pasar

Salah satu ciri khas kerajaan atau kesultanan pada masa Islam ialah letak keraton yang berdekatan dengan alun-alun, masjid, dan pasar. Gambar di atas ialah dua buah pasar yaitu Pasar Beringharjo dari Kesultanan Yogyakrta dan Pasar Gede dari Kesultanan Surakarta.

Demikain saya sampaikan delapan peninggalan Sejarah bercorak Islam di Indonesia, terima kasih sudah berkunjung dan semoga pengetahuan kita semakin bertambah.

sumber: