Cara Menumbuhkan Rasa Khusyu Dalam Shalat
Sahabat Pencari Ilmu, Yuk kita mencar ilmu tentang Cara Menumbuhkan Rasa Khusyu Dalam Shalat, Sebagai mukmin tentu ingin mengerjakan shalat sesuai yang dikehendaki oleh Tuhan SWT yang memerintahkan shalat wajib lima waktu. Yang hendak dituju oleh orang yang mengerjakan shalat yaitu :
Dengan demikian maka shalat itu dikerjakan dengan memahami arti bacaan dalam shalat, selalu ingat kepada Tuhan SWT dan takut akan ancaman-Nya, memanjatkan do’a hanya kepada Tuhan SWT dengan sepenuh hati dan nrimo beribadah hanya kepada Tuhan SWT dan mencicipi suatu kenikmatan beribadah. Terimakasih telah membaca Artikel tentang..semoga bermanfaat, Silahkan di Share yaaa!!!
- Tumbuhnya keikhlasan.
- Bertakwa kepada Tuhan SWT
- Mengingat Tuhan SWT
Tumbuhnya keikhlasan ditandai dengan keikhlasan beribadah kepada Tuhan SWT, untuk memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya, dan mengerjakan segala sesuatu yang diridhainya. Ketaatan kepada Tuhan SWT berarti tumbuhnya harapan bagi orang yang mendirikan shalat untuk melakukan perintah Tuhan SWT dan menghentikan semua larangan-larangan-Nya. Dengan shalat seorang akan selalu mengingat Tuhan SWT, sebab bacaan dari shalat tediri dari Tasbih, Tahmid, Takbir, Do’a serta dapat mencicipi keagungan dan kebesaran Tuhan SWT.
Mengerjakan shalat yaitu sebagai perwujudan dari iktikad yang telah tertanam di dalam hati orang yang mengerjakannya, dan menjadi bukti bahwa dia telah mencicipi bahwa dirinya sangat tergantung kepada nikmat Tuhan SWT sebab itu berusaha sekuat tenaga untuk melakukan perintah-perintah Tuhan SWT dan menghentikan larangan-laranga-Nya.
Rasa khusyu ini tentunya berpusat di dalam hati sanubari yang termanifasikan dalam gerak anggota badan, pikiran dan perhatian. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sobat yang suka mengelus-elus janggutnya sedangkan dia sedang shalat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rekannya itu tidak khusyu dalam mengerjakan shalat. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda bahwa jikalau hatinya khusyu maka anggota badannya akan khusyu pula.
Ahmad Ali Ash Shabuni dalam Mukhtashar Tafsir Ibni Katsir membuktikan bahwa sikap khusyu dalam shalat yaitu dengan melempar pandangan ke arah daerah sujud dan khusyu akan tercapai dengan mengosongkan hati hanya untuk shalat. Orang yang menjalankan shalat akan memperoleh “ketenangan hati” dan “penyejuk hati”.
Mengerjakan shalat yaitu sebagai perwujudan dari iktikad yang telah tertanam di dalam hati orang yang mengerjakannya, dan menjadi bukti bahwa dia telah mencicipi bahwa dirinya sangat tergantung kepada nikmat Tuhan SWT sebab itu berusaha sekuat tenaga untuk melakukan perintah-perintah Tuhan SWT dan menghentikan larangan-laranga-Nya.
Rasa khusyu ini tentunya berpusat di dalam hati sanubari yang termanifasikan dalam gerak anggota badan, pikiran dan perhatian. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sobat yang suka mengelus-elus janggutnya sedangkan dia sedang shalat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rekannya itu tidak khusyu dalam mengerjakan shalat. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda bahwa jikalau hatinya khusyu maka anggota badannya akan khusyu pula.
Ahmad Ali Ash Shabuni dalam Mukhtashar Tafsir Ibni Katsir membuktikan bahwa sikap khusyu dalam shalat yaitu dengan melempar pandangan ke arah daerah sujud dan khusyu akan tercapai dengan mengosongkan hati hanya untuk shalat. Orang yang menjalankan shalat akan memperoleh “ketenangan hati” dan “penyejuk hati”.
Dengan demikian maka shalat itu dikerjakan dengan memahami arti bacaan dalam shalat, selalu ingat kepada Tuhan SWT dan takut akan ancaman-Nya, memanjatkan do’a hanya kepada Tuhan SWT dengan sepenuh hati dan nrimo beribadah hanya kepada Tuhan SWT dan mencicipi suatu kenikmatan beribadah.
Komentar
Posting Komentar