Penjelasan Tentang Hari Raya Nyepi

Penjelasan Tentang Hari Raya Nyepi, 
1. Pengertian dan Hakekat Nyepi
Hari raya Nyepi yaitu perayaan hari tahun gres Saka yang jatuh pada penanggalan apisan sasih kadasa sehari setelah Tilem Kadasa atay mampu juga dikatakan hari penyucian untuk mencapai keseimbangan buana agung dan buana alit.
Sarana penyucian yang digunakan yaitu mantram, tirtha yang berfungsi melebur malaning bumi, api suci berfungsi untuk pem,basmi. Untuk memperoleh kedua sarana tersebut dilakukan dengan cara upacara keagamaan yang diadaptasi desa desa, kala dan patra serta yoga semadhi. Bagi masyarakat Hindu di Bali, penyucian terhadap buana agung diwujudkan dengan menyelenggarakan upacara melasti dan pencaruan tawur kasanga, sedangkan penyucian terhadap buana alit dilakukan dengan Catur Brata Penyepian.
Hakekat Nyepi yaitu penyucian buana agung dan buana alit untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin, terbinanya kehidupan yang berlandaskan Satyam (kebenaran), Siwam(kesucian) dan Sundaram (keindahan).
2. Sejarah Nyepi
Pada tahun 78 masehi seorang dari Dinasti Kusana berjulukan Raja Kaniska I naik tahta kerajaan. Raja ini sangat bijaksana bahkan pada hari Minggu tanggal 21 Maret 79. Purnama Waisaka yang kebetulan pada hari itu gerhana bulan, menetapkan kelender sistem Saka untuk mengenang kejayaan dan hari penobatannya. Sejak dikala itulah ditetapkan perayaan tahun Saka.
Diresmikannya tahun Saka oleh Raja Kaniska I merupakan tonggak sejarah yang mentup permusuhan anatr suku di India sebelumnya. Semenjak dikala itul bangkitlah toleransi antar suku bahkan antar agama.
Sejak ditetapkannya tahun Saka oleh raja Kaniska I, tahun ioni kemudian dipakai pula hingga ke India Utara yang sebelumnya memakai tahun Candra, demikian pula di India Timur bahkan terus berkembang ke Nusantara khususnya Bali. Dan semenjak dikala itu terjadilah pembauran antara tahun Saka (yajng memakai oerhitungan matahari) dengan tahun Candra.
Sepanjang sejarah Indonesia dari ratusan prasasti yang ditemukan dari jaman Sriwijaya hingga Majapahit prasasti-prasasti tersebut menggunakan tahun Saka.
Bentuk perayaan Nyepi pada zaman kejayaan Nusantara belum diketahui secara terperinci. Namun sesuai dengan pupuh LXXXIX kitab Negarakertagamabahwa semua aturan di Majapahit sepenuhnya juga diikuti di Bali, maka perrayaan Nyepi tidak dapat dilepas dari bagaimana umat Hindu merayakan di pulau Bali.
Di bali perayaan Nyepi bersumber pada dua buah lontar yaitu Sundarigama dan Swamandala, di samping tradisi yang turun menurun. Tradisi atau acara di dalam bahasa sansekerta memegang peranan terpenrting dalam sebagai wahama penunjang kehidupan beragama. Tidak kalah pentingnya dan pada alhasil peranan Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai majelis tertinggi umat Hindu di Indonesia menunjukkan tuntunan, pengarahan dan pembinaan terhadap umat Hindu di Indonesia.
Nyepi di Indonesia dirayakan pada tanggal 1 bulan Waisakha dengan ”pati agni” yang sebelumnya pada hari Tilem bulan Chaitra dilaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga, upacara Bhuta yadnya yang dilaksaanakan setiap tahun sekali. Makara perayaan Nyepi di Indonesia mempergunakan perhitungan ”Luni Solar Sistem” yang merupakan perpaduan antara tahun Saka dengan tahun candra.
3. Catur Brata Penyepian
Brata yaitu pengendalian diri yang pada hakekatnya yaitu yadnya dan bakti yang ditunjukkan kepada Ida sang Hyang Widi Wasa.
Tujuan pelaksanaan brata adalah:
  1. Untuk menyucikan diri lahir dan batin.
  2. Untuk melakukan yadnya dan bakti. Secara sekala (nyata) yadnya dilakukan dengan upakara dan upacara sebelum hari raya Nyepi sedangkan secara niskala (abstrak) diwujudkan dengan tapa, brat, yoga dan semadi.
  3. Untuk melakukan :”amulat sarira” atau instropeksi diri yakni menilai kembali perbuatan atau keberhasilan dan kegagalan di masa lampau.
  4. Untuk melakukan acara kerja atau langkah selanjutnya sesuai dengan pertimbangan kecerdikan pekerti yang merupakan pancaran dari Sang Atma yang berstana dalam diri kita masing-masing.
Bagian-bagian dari Catur Brata Penyepian adalah:
a. Amati Geni
Pada hakekatnya amati geni yaitu mematikan kobaran api indriya. Utnuk melaksankan amati geni secara efektif maka dilakukan dalam bentuk monobrata yaitu kegiatan dalam bentuk meghentikan acara verbal dan Upawasa yaitu berpuasa dengan tidak menikmati makanan atau minuman.
b. Amati Karya
Artinya tidak melakukan kerja secara fisik sebagai upaya melakukan tapa (pengekangan indriya), brata ( taat dan teguh pada janji), yoga (menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi) dan semadhi (pemusatan pikiran untuk mencapai kebahagiaan sejati)
c. Amati Lalanguan
Artinya tidak menikmati keindahan atau sesuatu yang mengasyikan. Pikiran dipusatkan utnuk menenungkan keagungan Sang Hyang Widhi untuk intropeksi diri dan mendengar bunyi alam tanpa acara manusia/
d. Amati Lalungaya
Berarti tidak berpergian kemanapun dalam artian tidak keluar rumah untuk mendukung kegiatan tapa, brat, yoga dan semadi.

itulah Penjelasan Tentang Hari Raya Nyepi, semoga bermanfaat dan silahkan disebarkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 sifat wajib dan mustahil bagi allah

Struktur Pasar

Watak-watake Punakawan Bahasa Jawa