Hikmah Berkurban

Hikmah Berkurban, Selain keutamaan yang menjadi motivator umat Islam melaksanakan ibadah penyembelihan hewan udh-hiyah, kita juga mengenal ada beberapa pesan tersirat yang secara subjektif sering kita dengar dari umat Islam.
Di antara pesan tersirat yang sering kita dapat dari ibadah ini antara lain adalah:

Hikmah Berkurban

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban yaitu sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya yaitu satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

2. Berkurban yaitu ciri keislaman seseorang

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

3. Ibadah kurban yaitu salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Yang Mahakuasa melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari final zaman nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan hingga kepada Yang Mahakuasa –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya hingga ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini yaitu hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa

“Hari Raya Qurban yaitu hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]

5. Berkurban yaitu ibadah yang paling utama

“Maka dirikanlah shalat sebab Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) dikala menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan dia untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang memperlihatkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Yang Mahakuasa Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang berpengaruh dan ketenangan hati kepada Yang Mahakuasa Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia yaitu menyembelih qurban, sedangkan ibadah tubuh yang paling utama yaitu shalat…”

6. Berkurban yaitu sebagian dari syiar agama Islam

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Yang Mahakuasa terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Yang Mahakuasa kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, sebab itu berserah dirilah kau kepada-Nya. Dan berilah kabar bangga kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Yang Mahakuasa kepada Nabi Ibrahim


“Maka tatkala anak itu hingga (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya saya melihat dalam mimpi bahwa saya menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Yang Mahakuasa kau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kau telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi akibat kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 – 107]

8. Menguatkan Hubungan Persaudaraan

Meski hanya sekerat daging, tetapi dikala diberikan secara lapang dada dan berangkat dari rasa cinta di hati, maka pembagian daging hewan udh-hiyah ini secara konkret dapat menguatkan korelasi persaudaraan di tengah umat Islam.
Sebuah pepatah menyebutkan: Manusia yaitu budak dari kebaikan
Maksudnya, jika kita bisa memberi begitu saja kebaikan kepada manusia, maka secara insting, kecenderungannya insan itu pasti akan mau jadi budak kita.
Karena itulah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mengkhususkan hewan udh-hiyah hanya terbatas diperuntukkan buat orang-orang miskin saja. Agak sedikit berbeda dengan zakat, daging ini juga dianjurkan untuk dihadiahkan kepada orang-orang yang kita cintai, atau orang-orang yang ingin kita dapatkan cintanya.
Dan orang-orang yang ingin kita dapatkan cintanya, bisa saja orang yang secara ekonomi mampu, bahkan berkecukupan. Sededar untuk beli daging satu atau dua kilo, sangat mudah bagi mereka. Jangankan sekilo, bahkan seribu ekor kambing pun bisa dibeli dengan tanpa takut menjadi miskin.
Tetapi daging yang hanya sekilo itu, jika kita berikan dengan niat menyambung tali silaturrahmi, diberikan dengan sepenuh keikhlasan, serta semangat persaudaraan yang tinggi, akan menjadi jauh lebih besar maknanya.
Kadang-kita kita menemukan sosok yang kaya raya, tapi pelitnya minta ampun. Dan bila tidak kebagian jatah gratisan, dia bisa marah tidak karuan. Boleh jadi orang-orang menyerupai ini, perlu didekati dengan baik, lewat perlindungan hadiah jatah daging udh-hiyah.

9. Sarana Dakwah

Dalam banyak kegiatan dakwah, khususnya di kawasan miskin dan kekuarangan, dakwah yang hanya mengandalkan pengecap saja kurang akan mendapat respon. Akan jauh berbeda jika dakwah itu juga disertai dengan pemberian, meski nilainya mungkin tidak seberapa.
Membagikan daging hewan udh-hiyah tentu saja tidak akan pernah bisa mengentaskan masalah kemiskinan. Tentu tidak sempurna jika kita berpikir bahwa ritual penyembelihan hewan udh-hiyah bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Sebab penyebab kemiskinan itu sebuah sistem yang dibangun dengan sangat canggih oleh musuh-musuh Islam, dan berlaku efektif di sepanjang barisan negeri-negeri Muslim.
Yang bisa kita harapkan dari proyek penyembelihan hewan udh-hiyah bahu-membahu yaitu sebuah oleh-oleh atau buah tangan, dikala kita tiba di suatu tempat yang ingin dijadikan objek dakwah.
Kalau kita mengirim 100 orang ustadz ke suatu wilayah, masalah terbesarnya, belum tentu masyarakat akan mendapatkan dakwah dan pengajaran dari mereka. Tetapi jika sebelumnya kita kirim terlebih dahulu 100 ekor kambing, maka umumnya orang-orang akan punya perhatian yang lebih kepada dakwah yang kita jalankan.
Dan seni administrasi menyerupai itulah sesungguhnya yang telah dilakukan oleh para penginjil di Indonesia. Mereka datang bawabukan dengan tangan kosong, tetapi tidak lupa membawa ‘oleh-oleh’.

Dan hewan udh-hiyah yaitu salah satu bentuk oleh-oleh yang terbukti efektif untuk dibawa buat para juru dakwah.

demikian bahan wacana pesan tersirat berqurban, supaya bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 sifat wajib dan mustahil bagi allah

Struktur Pasar

Jeneng Penggawean ing jawa