ASAS-ASAS BIMBINGAN PENYULUHAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berbagai fenomena perilaku penerima didik remaja ini ibarat tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku seksual menyimpang, dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya mencapainya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya bisa menjawab atau memecahkan aneka macam duduk perkara tersebut di atas.[1]
Karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menjadikan perubahan-perubahan dalam aneka macam sendi kehidupan ibarat sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Maka dari itu diperlukannya bimbingan penyuluhan atau konseling dalam membantu memecahkan masalah dalam proses pencapaian target yang ditujukan.


B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka ditemukan beberapa permasalahan, diantaraanya :
1.             Apa saja bagian-bagian asas dasar bimbingan itu ?
2.             Bagaimanakah asas-asas bimbingan penyuluhan ?




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Asas Dasar Bimbingan
Istilah asas dasar bimbingan merujukpada sejumlah patokan umum atau landasan umum atau aturan main umum yang harus diikuti bagi penyelenggaraan pendidikan. Harus atau mesti diikuti, alasannya ialah hanya dengan mengikuti asas-asas dimaksud memungkinkan penyelenggaraan bimbingan berjalan dan mencapai tujuannya dengan baik.[2]
Dalam setiap acara yang dilakukan, seharusnya ada suatu asas atau dasar yang melandasi dilakukannya acara tersebut. Azas-azas dasar bimbingan yang terdapat dalam Kurikulum Menengah Kejuruan (1976), Buku III D, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, yang dibagi dalam azas-azas yang berafiliasi dengan individu/ murid, dan azas-azas yang berafiliasi dengan pekerjaan bimbingan.

1.      Azas yang berafiliasi dengan Individu/ Murid

1.      Tiap individu mempunyai kebutuhan
Tiap murid sebagai individu mempunyai aneka macam macam kebutuhan, baik yang bersifat kejasmanian maupun kejiwaan.
2.      Ada perbedaan antara individu-individu
Setiap murid mempunyai ciri-ciri yang unik atau khas, baik pisik maupun psikisnya, sehingga diantara murid-murid itu selalu terdapat perbedaan.[3]
3.      Tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri.
Selaras dengan azas perbedaan individual diantara murid-murid dan azas demokrasi, maka tiap murid ingin menjadi dirinya sendiri.

4.      Tiap murid mempunyai dorongan untuk menjadi matang
Dalam melalui tahap-tahap perkembangannya, tiap murid mempunyai dorongan yang besar lengan berkuasa untuk menjadi matang, produktif dan bangun sendiri.[4]
5.      Tiap individu mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikan masalahnya.
Tidak ada individu (siswa) yang tidak memiliki masalah. Mungkin tidak ada pula individu tidak ingin masalahnya tidak terselesaikan.[5]Karena individu/ murid berada dalam lingkungan hidup yang semakin kompleks maka setiap murid pasti mengalami masalah-masalah.

2.      Azas  yang berafiliasi dengan Pekerjaan Bimbingan

1.      Pekerjaan atau bimbingan berlangsung dalam situasi korelasi antara pembimbing dan orang yang dibimbing.
2.      Penyelenggaraan bimbingan memerlukan kerahasiaan
3.      Pekerjaan bimbingan di sekolah memerlukan pendekatan bersama antara pembimbing dan staf sekolah yang lain.

2.      Asas-Asas Bimbingan Penyuluhan
Pelayanan bimbingan dan konseling ialah pekerjaan profesional. Sesuai dengan makna uraian wacana pemahaman, penanganan dan penyikapan terhadap kasus, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektifitas proses dan lain-lainnya. Yang di maksud kaidah-kaidah dinisi ialah harus sesuai dengan prinsip, landasan, asas dan arahan etik dalam bimbingan penyuluhan itu sendiri.

Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas tersebut diikuti dan terselenggara dengan baik maka proses pelayanan akan mengarah pada pencapaian tujuan. Asas-asas yang dimaksud ialah :[6]
1.      Asas Kerahasiaan
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam acara bimbingan dan konseling, adakala klien harus memberikan hal-hal yang sangat pribadi/ diam-diam kepada konselor. Oleh karena itu konselor harus bisa menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya. Sebagai firman Yang Mahakuasa bahwa memelihara amanah dan menepati kesepakatan merupakan salah satu karakteristik orang yang beruntung,[7] dan terdapat dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 8 :[8]
tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÏF»oY»tBL{ öNÏdÏôgtãur tbqããºu ÇÑÈ  
Artinya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”.
2.      Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Klien diharapkan secara suka rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, memberikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap fakta, data dan seluk beluk berkenan dengan masalahnya itu kepada konselor.[9]

3.      Asas Keterbukaan
Asas ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan impian yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.[10]
4.      Asas Kekinian
Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan klien ketika sekarang atau kini, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dalam hal ini diharapkan konselor dapat mengarahkan klien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.[11] Sebagai firman Allah QS.Al-Ashr 1-3 :[12]
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
Artinya : “Demi masa, Sesungguhnya insan itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati biar mentaati kebenaran dan nasehat menasehati biar menetapi kesabaran.


5.      Asas Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk menjadikan klien dapat bangun sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain.[13] Ciri-ciri kemandirian pada siswa yang telah dibimbing ialah : 1) mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya. 2) mendapatkan diri sendiri dan lingkungannya secara faktual dan dinamis. 3) mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri. 4) mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu. 5) mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.[14] Sebagaimana dijelaskan dalam QS.Al-Baqarah 286.[15]
Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pköŽn=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 $oY­/u Ÿw !$tRõÏ{#xsè? bÎ) !$uZŠÅ¡®S ÷rr& $tRù'sÜ÷zr& 4 $oY­/u Ÿwur ö@ÏJóss? !$uZøŠn=tã #\ô¹Î) $yJx. ¼çmtFù=yJym n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB $uZÎ=ö6s% 4 $uZ­/u Ÿwur $oYù=ÏdJysè? $tB Ÿw sps%$sÛ $oYs9 ¾ÏmÎ/ ( ß#ôã$#ur $¨Ytã öÏÿøî$#ur $oYs9 !$uZôJymö$#ur 4 |MRr& $uZ9s9öqtB $tRöÝÁR$$sù n?tã ÏQöqs)ø9$# šúï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÑÏÈ  
Artinya : Yang Mahakuasa tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami kalau Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

6.      Asas Kegiatan
Kegiatanusaha layanan bimbingan dan konseling akan menunjukkan buahyang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melaksanakan kegiatandalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingantidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yangbersangkutan.[16]
7.      Asas Kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan konseling mengarah pada terjadinya perubahan pada diri klien ke arah yang lebih baik dan menuju suatu pembaharuan yang dinamis sesuai dengan perkembangan yang dikehendaki.[17]Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku klien kearah yang lebih baik. Sebagaimana dijelaskan dalam QS.Ar-Ra’ad 11.[18]
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ  
Artinya : Bagi insan ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Yang Mahakuasa tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Yang Mahakuasa menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
8.      Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan aneka macam aspek dari individu yang dibimbing.untuk itu konselor perlu berkerja sama orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi klien.dalam hal ini peran guru,orang renta dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan.konselor harus bakir menjalani kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya klien yang mengalami masalah.[19]
9.      Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling (proses bimbingan dan konseling) tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku; baik norma agama, hukum atau negara,norma ilmu,mpun norma kebiasanan sehari-hari. Seluruh isi dan proses konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku.demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan (instrumen) yang dipakai tidak meyimpang dari norma-narma yang berlaku.[20]
10.  Asas Keahlian
Untuk menjamin keberhasilan usaha keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru atau pembimbing akan menunjang hasil konseling.[21] Sebagaimana firman Yang Mahakuasa SWT pada Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 :[22]
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
Artinya :” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kau Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kau telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Yang Mahakuasa menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
11.  Asas Alih Tangan
Bimbingan dan konseling merupakan acara profesional yang menangani masalah-masalah yang cukup kelik. Dalam hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) klien pada pihak lain (konselor) yang lebih jago untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh klien tersebut.[23] Sebagaimana firman Yang Mahakuasa QS.Al-An’am 135 :[24]
ö@è% ÉQöqs)»tƒ (#qè=yJôã$# 4n?tã öNà6ÏGtR%s3tB ÎoTÎ) ×@ÏB$tã ( t$öq|¡sù šcqßJn=÷ès? `tB Ücqä3s? ¼çms9 èpt7É)»tã Í#¤$!$# 3 ¼çm¯RÎ) Ÿw ßxÎ=øÿムšcqßJÎ=»©à9$# ÇÊÌÎÈ  
Artinya :”Katakanlah: Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kau akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
12.  Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menuntut pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan hanya pada ketika klien mengalami masalah tetapi juga diluar korelasi proses santunan bimbingan konseling hendaknya dirasakan adanya manfaat dari pelayanan bimbingan konseling tersebut.[25] Atau bisa dikatakan ibarat “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso”.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Asas Dasar Bimbingan
a.       Azas yang berafiliasi dengan Individu/ Murid
-          Tiap individu mempunyai kebutuhan
-          Ada perbedaan antara individu-individu
-          Tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri
-          Tiap murid mempunyai dorongan untuk menjadi matang
-          Tiap individu mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikan masalahnya.
2.      Azas yang berafiliasi dengan Pekerjaan Bimbingan
3.      Asas-Asas Bimbingan Penyuluhan
*      Asas Kerahasiaan
*      Asas Kesukarelaan
*      Asas Keterbukaan
*      Asas Kekinian
*      Asas Kemandirian
*      Asas Kegiatan
*      Asas Kedinamisan
*      Asas Keterpaduan
*      Asas Kenormatifan
*      Asas Keahlian
*      Asas Alih Tangan
*      Asas Tutwuri Handayani



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
http://www.kosmaext2010.com/makalah-bimbingan-konseling-pengertian-peran-tujuan-landasan-prinsip-asas-orientasi-dan-variasi-bimbingan-konseling.php
Hallen, Bimbingan dan Konselling, (Jakarta : Quantung Teaching, 2005), h. 63
Mappiare, Andi, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya : Usaha Nasional)
Prayitno, dk. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004)
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan madrasah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008







[1] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan madrasah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 2
[2] Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya : Usaha Nasional), hlm.  173
[3] Ibid, hlm. 174
[4] Ibid, hlm. 175
[5] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan madrasah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 86
[6]http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/azas-azas-bimbingan-dan-konseling/
[7] Hallen, Bimbingan dan Konselling, (Jakarta : Quantung Teaching, 2005), hlm. 63
[8] Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[9] Prayitno, dk. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004), hlm. 116
[10]http://www.kosmaext2010.com/makalah-bimbingan-konseling-pengertian-peran-tujuan-landasan-prinsip-asas-orientasi-dan-variasi-bimbingan-konseling.php
[11] Hallen, Bimbingan dan Konselling, (Jakarta : Quantung Teaching, 2005), hlm. 64
[12] Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[13]http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/azas-azas-bimbingan-dan-konseling/
[14] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan madrasah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 91
[15] Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[16]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2186250-asas-asas-bimbingan-konseling/
[17]http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/azas-azas-bimbingan-dan-konseling/
[18] Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[19] Hallen, Bimbingan dan Konselling, (Jakarta : Quantung Teaching, 2005), hlm. 66
[20] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan madrasah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 93
[21] Hallen, Bimbingan dan Konselling, (Jakarta : Quantung Teaching, 2005), hlm. 67
[22]Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[23] Ibid, hlm. 68
[24] Al-Qur’an Terjemahan dari Departemen Agama RI
[25]http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/azas-azas-bimbingan-dan-konseling/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watak-watake Punakawan Bahasa Jawa

Cara Mencangkok, Menempel dan Menyambung Tanaman

20 sifat wajib dan mustahil bagi allah