TUJUAN DAN FUNGSI BP

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bimbingan menurut Bimo Walgito (1975) diartikan sebagai sumbangan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya biar dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.[1]

Adapun penyuluhan (konseling), menurut I Jumhur & Mohammad Surya (1975) diartikan sebagai salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan yaitu dengan menunjukkan sumbangan secara individu.[2]
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa insan di dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, problem yang lain timbul, demikian seterusnya. Manusia yang sanggup mengatasi problem tanpa sumbangan pihak lain, tetapi tidak sedikit insan yang tidak bisa mengatasi problem bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.[3]
Kondisi yang sama ibarat di atas jangan dialami oleh belum dewasa usia sekolah. Maka dari itu, bimbingan dan konseling sangat penting diselenggarakan di sekolah. Dan penting pula bagi pendidik dan calon tenaga pendidik mengetahui wacana tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling.



B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa tujuan bimbingan dan penyuluhan ?
2.      Apa fungsi tujuan bimbingan dan penyuluhan ?

C.    URGENSI PENULISAN
1.      Manfaat teoritis, dimana goresan pena ini dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dalam usaha meningkatkan pelayanan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
2.      Manfaat praktis dimana goresan pena ini dimaksud untuk memenuhi peran mata kuliah bimbingan dan penyuluhan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    TUJUAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
Istilah tujuan bimbingan, tidak lain berarti patokan atau cita-cita yang akan dicapai oleh suatu kegiatan bimbingan. Secara teoritis, tujuan bimbingan yang telah dirumuskan oleh para jago ialah sangat beragam titik tekan atau pengutamaannya. Cribbin (1955) ibarat dikutip oleh Merville C. Show (1973) menyimpulkan ada 7 kategori besar pengutamaan tujuan bimbingan. Penekanan tujuan dimaksud ialah :
1.      Pengembangan diri secara maksimum (maximum self development).
2.      Arah diri yang sepenuhnya (ultimate self direction).
3.      Memahami diri (self understanding).
4.      Membuat keputusan pendidikan dan jabatan (educational-vocational decition making).
5.      Penyesuaian (adjusment).
6.      Belajar yang optimum di sekolah (optimum school learning).
7.      Pertanyaan-pertanyaan gabungan (omnibus sbitements) – kombinasi dua atau lebih dari 6 golongan sebelumnya.[4]
Drs. Haru Mugiarso, M.Pd., dkk[5] membagi tujuan bimbingan dan konseling menjadi 2, yaitu :
1.      Tujuan umum, yaitu untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), aneka macam latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini maka bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berkhasiat dalam kehidupannya yang memiliki aneka macam wawasan, pandangan, interprestasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
2.      Tujuan khusus, yang merupakan klasifikasi tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara eksklusif dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.
Tujuan bimbingan yang diharapkan dicapai murid, jikalau dilihat secara hierarkis dapat disusun atas 3 bab besar, yaitu :[6]
1.      Kemampuan memahami diri, mendapatkan diri, dan mengarahkan diri.
2.      Kemampuan faktual diri yang diwujudkan dalam kecakapan memecahkan persoalan, membuat pilihan, dan mengadakan penyesuaian terhadap diri dan lingkungannya.
3.      Mencapai kesejahteraan mental secara optimum dan kebahagiaan pribadi yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
Mental secara optimum :
-          Suatu keadaan fisik, mental dan berada pada keadaan sehat
-          Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis
Tujuan kegiatan bimbingan dalam lingkup sekolah, dapat dijabarkan antara lain, sebagai berikut:[7]
1.      Tujuan kegiatan bimbingan bagi murid secara umum, tanpa melihat ada atau tidak kesulitan yang dihadapi murid, yaitu :
a.       Memperkembangkan pemahaman diri dalam kemajuan sekolah.
b.      Memperkembangkan pengetahuan wacana dunia kerja, kesempatan kerja dan sikap tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
c.       Memperkembangkan kemampuan untuk memilih, memadukan, pengetahuan wacana dirinya dengan informasi wacana kesempatan yang ada secara bertanggung jawab.
d.      Menampakkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.


2.      Tujuan kegiatan bimbingan bagi murid secara khusus bagi murid yang menghadapi kesulitan, yaitu :
a.       Mengatasi kesulitan dalam memahami diri sendiri.
b.      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya.
c.       Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
d.      Mengatasi kesulitan dalam penyaluran kemampuan.
e.       Memperoleh sumbangan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah.
Selain tujuan di atas, secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik biar dapat mencapai tujuan perkembangan yang meliputi :[8]
a.       Aspek pribadi sosial – individu, yaitu :
1.      Memiliki komitmen yang berpengaruh untuk mengamalkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah YME.
2.      Memiliki sikap toleransi kepada umat beragama lain.
3.      Memiliki pemahaman wacana irama kehidupan yang bersifat fluktuatif.
4.      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara obyektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan.
5.      Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
6.      Memiliki kemampuan melaksanakan pilihan secara sehat.
7.      Menghormati / menghargai orang lain.
8.      Memiliki rasa tanggung jawab.
9.      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial.
10.  Memiliki kemampuan menyelesaikan konflik.
11.  Memiliki kemampuan mengambil keputusan secara efektif.
b.      Aspek akademi, yaitu :
1.      Memiliki sikap dan kebiasaan mencar ilmu yang pasti.
2.      Memiliki motif tinggi untuk mencar ilmu sepanjang hayat.
3.      Memiliki keterampilan mencar ilmu yang efektif.
4.      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
5.      Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c.       Aspek karir, yaitu :
1.      Memiliki pemahaman diri yang terkait dengan pekerjaan.
2.      Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
3.      Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
4.      Memiliki kemampuan untuk merencanakan masa depan.
5.      Dapat membentuk rujukan karir.

B.     FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi bimbingan dan konseling meliputi :
1.      Fungsi penyaluran (distributive), yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi sumbangan kepada murid-murid dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkungan sekolah.
Contoh :
Membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau kegiatan studi dan memantapkan penguasaan karir / jabatan sesuai dengan minat.
2.      Fungsi pengadaptasian (adaptive), yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi sumbangan kepada staf sekolah (terutama guru) biar dapat mengadaptasikan perilaku mendidik staf sekolah, kegiatan pengajaran dan interaksi mencar ilmu mengajar dengan kebutuhan, kecakapan, bakat, dan minat murid-murid.
Contoh :
Membantu para guru dalam memperlakukan konseling pembimbing/dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseling secara tepat.
3.      Fungsi penyesuaian (adjustive), yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi sumbangan kepada murid-murid biar memperoleh penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam perkembangan pribadinya.[9]
Contoh :
Guru menunjukkan sumbangan dalam mengarahkan jurusan sesuai dengan bakat yang dimiliki siswa. misalnya : anak itu arif IPA, akan diberi pengarahan biar kelak masuk IPA sesuai kemampuan dan bakatnya
4.      Fungsi pemahaman, yang meliputi :
a.       Pemahaman wacana peserta didik.
b.      Pemahaman wacana lingkungan peserta didik.
c.       Pemahaman wacana lingkungan yang lebih luas.
5.      Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya peserta didik dari permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat atau mengakibatkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
Contoh :
Guru menunjukkan bimbingan biar tidak terjadi tingkah laku yang tidak diharapkan/menyimpang di sekolahan. Misalnya : merokok, berjudi, miras, dan pergaulan bebas
6.      Fungsi pengentasan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling dalam berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik.
Contoh :
Apabila siswa mempunyai masalah, guru sebaiknya membantu memecahkan masalah tersebut biar murid tersebut bisa konsentrasi dalam mencar ilmu
7.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya aneka macam potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah mantap dan berkelanjutan.
Contoh :
Apabila murid mempunyai bakar seharusnya dipelihara dan dikembangkan biar bisa terarah dan guru seharusnya menunjukkan dorongan biar murid tersebut bisa termotivasi dengan bakarnya.
8.      Fungsi advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan pembelaan terhadap peserta didik dalam upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.[10]
Contoh :
Murid yang mengalami masalah, seharusnya guru harus membela jangan memojokkan. Kita sebagai guru harus menunjukkan perhatian pada siswa kita biar mereka merasa kalau guru perhatian dan membela kita ketika punya masalah.







BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Tujuan bimbingan dan konseling meliputi tujuan bagi murid secara umum tanpa melihat ada atau tidaknya kesulitan yang dialami, dan secara khusus bagi murid yang mengalami kesulitan.
2.      Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik biar dapat mencapai tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial – individu, akademik, dan karir.
3.      Fungsi bimbingan dan konseling meliputi fungsi distribusi, pengadaptasian, penyesuaian, pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan serta advokasi.

B.     PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Kritik dan saran kami harapkan dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan goresan pena ini.



DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.

Mapiare, Andi, 1984. Buku Pegangan Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional.

Muawanah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Mugiarso, Heru, 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta : CV. Audi Offset.

Tp. tt. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling. tp




[1] Elfi Muawanah dan Rifa Hidayah. Bimbingan Konseling Islam di Sekolah Dasar. (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), 54
[2] Ibid, 54
[3] Prof. Dr. Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2005), 9.
[4] Drs. Andi Mapiare. Buku Pegangan Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Surabaya : Usaha Nasional, 1984), 203-204
[5] Drs. Heru Mugiarso, M.Pd., dkk. Bimbingan dan Konseling, (Semarang : UPT. MKDK UNNES, 2004), 21-23
[6] Drs. Andi Mapiare, op.cit, 204
[7] Ubid, 205-206
[8] Tp. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling. (tp.tt), 14-15
[9] Drs. Andi Mapiase, op.cit, 213-215
[10] Dra. Hallen A, M.Pd. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), 56-58

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watak-watake Punakawan Bahasa Jawa

Cara Mencangkok, Menempel dan Menyambung Tanaman

20 sifat wajib dan mustahil bagi allah